Gerbangoini.com, Pohuwato- Nasib apes kini dialami Fadri Dunggio, salah satu mantan karyawan bidang operasional alat berat di Perusahaan Pani Gold Project (PGP) yang di PHK karena bertanya sistem rekrutmen karyawan bidang operasional alat berat.
Kepada beberapa awak media, Fadri Dunggio sebelum di pecat dalam pekerjaannya itu menjelaskan, dirinya memulai karier sebagai operator alat berat salah satu anak perusahaan yakni Arkato. Namun, sejak Arkato sudah habis masa kontraknya, kemudian Fadri mencoba melamar sebagai operator alat berat di Pani Gold Project, (16/11/2023).
Alhasil, pada 21 Juli 2022 silam, Fadri sejak itu diterima sebagai operator alat berat di perusahaan Pani Bersama Tambang (PBT) yang diungkapkan Fadri juga merupakan anak perusahaan dari Pani Gold Project.
Namun, setelah dirinya bergabung bersama rekannya tersebut, Fadri saat itu menyadari bahwa Rekrutmen karyawan operator alat berat di tempat kerjanya itu mempunyai kejanggalan dalam proses rekrutmen itu sendiri. Kemudian Fedri menggali firasatnya lebih jauh lagi dengan bertanya ke beberapa rekannya, sebab berdasarkan pengamatan Fadri, para karyawan yang berada di posisi sebagai operator alat berat kebanyakan dari kota Manado (Sulawesi Utara) dibandingkan karyawan lokal Gorontalo.
Merasa ada yang aneh, lalu Fadri berprasangka bahwa banyaknya para karyawan operator alat berat dari Kota Manado itu, ada hubungannya dengan ketua Supten saat ini yakni dikatakan Fadri adalah pak Fetrus yang katanya berasal dari kota Manado.
Singkat cerita dibeberkan Fadri tibalah momentum para petinggi perusahaan PGP menghadiri General Safety Talk MMS, Fadri mengeluarkan keluh kesah nya yang selama ini dipendam.
“Terkait dengan masalah perekrutan karyawan alat berat menurut saya tidaklah sportif. Sebab sesuai disampaikan pimpinan kemarin bahwasanya kami dari pihak management yaitu pak Petrus sendiri menyampaikan, bahwa kami masih fokus dan memprioritaskan anak-anak lokal Gorontalo. Akan tetapi terbukti, saat ini masih banyak teman-teman mempertanyakan nasib berkas mereka yang berada di PGP. Untuk itu, saya merasa bahwa sudah tidak komitmen apa yang disampaikan pimpinan pak Petrus itu,” jelas Fedri.
Bahkan, Fadri mempertanyakan tentang prosedur yang harus disiapkan menjadi seorang penanggung jawab atau pengawas alat berat di PGP. Karena menurut Fadri, saat ini beberapa teman-teman yang berasal dari kota Manado sudah berada diposisi tersebut tanpa melalui proses yang ada dan sesuai skill yang dimiliki. Lalu ditanya Fadri saat itu, mereka yang diangkat sebagai pengawas tanpa melewati prosedur tersebut, jangan-jangan ada hubungannya dengan pimpinan (Petrus) yang notabenenya dari Kota Manado? sehingga Fadri berharap bahwa hal itu harus diperhatikan oleh pihak manajemen.
“Apakah sistem rekrutmen yang dilakukan pihak manajemen PGP mengikutsertakan para senior MMS? Kalau mereka diikutsertakan maka saya pastikan perekrutan tersebut tidak separah ini. Lalu juga, apakah kami anak-anak lokal serendah itu dimata pak Petrus?,” tegas Fadri.
“Yang menjadi harapan kami, agar kami dilakukan secara adil dengan tidak memilih atau memilah satu dengan yang lainnya. Kalaupun dari orang nya pak Petrus sebagai penanggungjawab di lapangan, maka kami pun ada yang diangkat sebagai penanggungjawab agar terlihat adil bagi kami karyawan lokal,” tutur Fadri seraya menambahkan.
Hingga kini, Fadri Dunggio mengaku telah dipecat dalam pekerjaannya sebagai operator alat berat tersebut. “Tanggal 11 kemarin saya di PHK dengan alasan saya melanggar beberapa aturan perusahaan yang kata mereka melanggar disiplin, tidak jaga masuk, kemudian saya jaga ba tantang pimpinan. Namun sebetulnya, dengan hal terjadi pa saya, adalah penyebabnya ada beberapa operator pak Petrus pe orang yang dari awal masuk di PGP sampai dengan hari ini tidak pernah bekerja. Sehingga, munculnya kecemburuan sosial antara karyawan. Makanya saya tidak masuk itu, saya ingin dorang orangnya Petrus itu kerja dulu, baru saya bekerja”. Pungkasnya.
Hingga berita ini terbit, awak media sudah berusaha menghubungi lewat seluler kepada pihak Pani Gold Project melalui Humas Kurniawan namun boleh ada respon. (Redaksi)