Gerbangopini.com, Pohuwato – Saat terpilih dan kembali dipercaya masyarakat sebagai perwakilan rakyat di senayan nanti. Idah Syaidah mengaku tidak memilih-milih rakyat yang akan dibantu.
Hal itu diungkapkan saat partai Golongan Karya (Golkar) melaksanakan kampanye Dialogis di Pohon Cinta, Desa Pohuwato Timur, Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, Jum’at (19/1/2024).
Idah Syaidah sebagai anggota DPR RI yang kembali mencalonkan diri di Pileg mengaku, dari masa dirinya menjabat, ia tidak pernah memilih rakyat yang dibantu. Karena menurut dia jika sudah terpilih nanti, maka seluruh masyarakat Gorontalo adalah tanggung jawab dia.
“Sekarang saja, saat saya memberikan bantuan dari kementerian itu kan bukan uang saya, itu uang pemerintah. Ke masyarakat saya tidak tanya kalau dia partai apa. Apakah kemarin pilih saya tidak? Ngga saya tidak nanya itu. Yang perlu saya bantu saya bantu,†ujarnya.
Idah juga mengaku selama dirinya menjabat sebagai anggota DPR RI, dirinya terus berusaha membantu agar masyarakat mendapat bantuan lewat mitra kerjanya.
Dirinya yang saat ini berada di komisi VIII itu mengaku bermitra dengan Kementerian Sosial, Kementerian Agama, Kementerian Sosial, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Badan Amil Zakat Nasional, Badan Wakaf Indonesia, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Badan Pengelola Keuangan Haji.
“Khusus untuk perlindungan perempuan dan anak ini kan ada perempuan dan anak yang berasal dari nelayan dan petani. Tentunya saya akan terus berjuang untuk perempuan-perempuan nelayan dan petani termasuk anak-anaknya,†sambungnya.
Disela-sela kampanye Dialogis itu Idah Syaidah optimis menang di Kabupaten Pohuwato, walaupun harus melawan pesaingnya Rusli Habibie yang merupakan suaminya sendiri.
“Pengennya sih saya menang di Pohuwato. Meski harus melawan suami saya. Itu sudah dijamin, apalagi suami saya,†singkatnya.
Dalam pelaksanaan kampanye Dialogis itu turut dihadiri, Ketua DPD ll Partai Golkar, Nasir Giasi, Caleg DPRD Provinsi, Nikma Tahir dan Pahmi Mopangga.