Gerbangopini.com, Pohuwato – Mahasiswa KKN Tematik II dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang berasal dari jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) melaksanakan sebuah kegiatan pengabdian pada masyarakat yang berlangsung di SDN 2 Popayato, Desa Dudewulo, Kecamatan Popayato Barat, Kabupaten Pohuwato. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tersebut.
Kegiatan tersebut memiliki tema yang menarik, yaitu “Workshop Penerapan Model Pembelajaran Mordiscvein Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Kecamatan Popayato Barat.” Tema ini mencerminkan tekad para mahasiswa PGSD UNG untuk membantu meningkatkan metode pembelajaran di sekolah dasar tersebut, khususnya dalam mata pelajaran IPA.
Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, termasuk Kepala Sekolah SDN 2 Popayato, Ibu Ratna A. Nuna, bersama dengan staf dewan guru dan para pemateri yang ahli dalam bidang pendidikan, seperti Ibu Dr. Supartin, M.Pd. Tidak hanya itu, ada juga kehadiran para Dosen Pembimbing Lapangan, yakni Dr. Meylan Saleh, S.Pd, M.Pd, Dra. Evi Hasim, M.Pd, dan Dr. Sukri Katili, M.Pd. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen Universitas dalam mendukung pengabdian mahasiswanya kepada masyarakat.
Salah satu poin penting yang dibahas dalam kegiatan ini adalah model pembelajaran Mordiscvein. Dr. Meylan Saleh, selaku Dosen Pembimbing Lapangan, menjelaskan bahwa model pembelajaran ini memiliki keunggulan yang signifikan. Model ini berfokus pada siswa, menjadikannya model yang berpusat pada siswa (student-centered).
Dalam konteks pembelajaran di sekolah dasar, hal ini sangat penting karena dapat melatih keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat mereka sendiri dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka. Model pembelajaran ini juga membantu mengurangi rasa canggung atau takut siswa saat berbicara di depan kelas.
Dr. Meylan Saleh berharap bahwa penerapan model pembelajaran Mordiscvein ini akan membantu para guru dalam mengembangkan pengajaran yang lebih tepat kepada peserta didik. Dengan pendekatan yang berfokus pada siswa, diharapkan peserta didik akan lebih aktif dalam proses pembelajaran dan dapat mengembangkan potensi diri mereka dengan lebih baik. “Pada intinya model pembelajaran mordiscvein ini asli model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered),” ucap Meylan Saleh.
Kepala Sekolah SDN 2 Popayato, Ibu Ratna A. Nuna, turut memberikan dukungannya terhadap model pembelajaran Mordiscvein ini. Ia menyatakan bahwa model pembelajaran ini merupakan hasil riset dari dosen PGSD UNG, yang dirancang khusus untuk membantu para guru dalam meningkatkan proses mengajar mereka. Ibu Ratna berharap bahwa dengan adanya model ini, para guru akan lebih terbantu dalam mengubah metode pengajaran mereka dan menyajikan materi yang lebih efektif kepada peserta didik.
“Semoga dengan adanya model pembelajaran ini, para guru terbantu serta membawa perubahan dalam metode pengajarannya dan materi yang efektif untuk mewujudkan tujuan peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya,” jelas Ratna A. Nuna.
Kipli Lie, selaku koordinator KKN di Desa Dudewulo, mengakhiri acara dengan harapannya bahwa kegiatan ini akan bermanfaat, terutama bagi guru-guru di SDN 2 Popayato yang akan menerapkan model pembelajaran Mordiscvein. Model pembelajaran ini bukan hanya sebuah inovasi, tetapi juga sebuah peluang untuk mengembangkan pendidikan di daerah tersebut.
“Apalagi model pembelajaran Mordiscvein ini adalah model pembelajaran terbaru dan merupakan hasil riset dari salah satu DPL kami yakni, Ibu Dr. Meylan Saleh,” Jelas Kipli Lie.
Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada sekolah dan guru-guru di Popayato Barat, tetapi juga merupakan langkah positif dalam memperkuat hubungan antara perguruan tinggi dan masyarakat. Mahasiswa PGSD UNG telah menunjukkan dedikasi mereka dalam meningkatkan pendidikan di daerah tersebut, dan hal ini merupakan contoh yang baik bagi mahasiswa lainnya untuk terlibat dalam pengabdian kepada masyarakat.
Dalam era pendidikan yang terus berkembang, model-model pembelajaran seperti Mordiscvein sangat berharga. Mereka tidak hanya memajukan metode pengajaran, tetapi juga membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa. Semoga keberhasilan kegiatan ini akan mengilhami upaya serupa di berbagai daerah lainnya, sehingga pendidikan di Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan peluang yang lebih baik bagi generasi muda. (Redaksi)