Emasnya Di Ambil,Lingkungan Diperbaiki Secara Berkelanjutan

Opini – Bumi panua kaya akan kekayaan alamnya termasuk ada di perut bumi yang sebut Emas oleh umat manusia.

Butiran berwarna kuning itu bisa di dapatkan di pengunungan,sepanjang jalur sungai hingga beberapa waktu lalu di temukan di pesisir pantai.

Di Pengunungan
Beberapa titik gunung yang mengandung emas di Pohuwato antara lain pegunungan desa hulawa kecamatan Buntulia, Di Langge desa Popaya kecamatan dengilo,ada pula di puncak gunung Taluditi dan sebagian juga ada di gunung popayato.

Didesa hulawa, penambang lokal menggunakan paretan sebagai wadah untuk mendapatkan emas,Cara ini di dukung dengan sumber air yang mengalir. Paretan bisa di temukan di gunung dan memanjang hingga ke kaki gunung. Ukran panjangnya pun berbeda – beda,tergantung pada kemampuan dana dan keinginan pemilik lokasi.

Selain itu,terdapat pula lokasi pertambangan yang menggunakan metode membuat lubang dengan kedalaman tertentu untuk mendapatkan bebatuan berlapis butiran emas.

Metode ini membutuhkan keberanian level tinggi. Sebab,para penambang hanya menggunakan senter sebagai alat penerang di dalam perut bumi.

Tak heran, metode itu di peruntukan kepada mereka yang profesional dan berpengalaman. Soal hasil tentunya cukup mengiurkan.

Ada pula mereka penambang dengan keahlian mencari bebatuan di bawah kaki gunung tepatnya di aliran sungai.

Untuk menuju lokasi sumber emas pada uraian di atas,para penambang harus melewati jalanan yang tak mudah. Terkadang para penambang ini harus berhadapan dengan arus derasnya sungai ketika musim hujan dan melewati kerasnya bebatuan sepanjang jalan jalur sungai.

Emas Di Sepanjang Sungai

Dipohuwato sendiri para penambang lokal tak hanya aktif di pengunungan. namun juga terlihat berada di jalur sungai.

Beberapa pegiat lingkungan,Aktifis,LSM hingga beberapa media kontra akan aktivitas itu. Mereka berpendapat bahwa itu akan merusak lingkungan. Sementara beberapa unsur diatas memilih diam akan kondisi itu.

Pro kontra terjadi dikala penambang ini terlihat menggunakan alat yang lebih modern.

Para pelaku usaha pertambangan memilih menggunakan alat berat,karena cara menambang ini bukan mengambil emas di kulit bumi. Namun,mengambil emas pada kedalaman tertentu yang tak bisa menggunakan alat tradisional.

Para penambang dengan metode ini harus memiliki dana yang cukup dan keberanian mengambil resiko akan kerugian, jika selama melakukan pengerukan material tidak terdapat kandungan emas.

Pada prosesnya, beberapa pelaku usaha pertambangan gulung tikar,karena modal dan penghasilan tak seimbang. Tapi beberapa pelaku usaha jadi Orang Kaya Baru (OKB) setelah menemukan lokasi benar – benar berisi emas. Para pekerjapun ikut jadi bos diantara sesama pekerja pertambangan tradisional.

Dibalik proses menggunakan dana besar,para pelaku usaha pertambangan ini seringkali dibenturkan dengan kerusakan lingkungan disertakan dalil – dalil aturan buatan manusia dan mengabaikan hak hidup manusia ditengah anugrah tuhan yang melimpah.

Atas uraian di atas,Penulis berpendapat bahwa kerusakan yang dimaksudkan hanya akan bersifat sementara. Sebab para pelaku pertambangan kian gencar melakukan normalisasi hingga Reklamasi. Kepedulian terhadap lingkungan itu bukan saja di lakukan pada akhir – akhir ini. Akan tetapi telah di lakukan dari tahun – tahun sebelumnya.

Dengan demikian,para penambang berprinsip emasnya kita ambil untuk melanjutkan hidup dan Lokasinya kita perbaiki.

Jika perusahaan di sebut legal dengan administrasinya,maka orang lokal pun bisa legal dengan pertimbangan kemanusiaan guna keberlanjutan hak hidup di tanah leluhur.

Emas Di Pantai
Beberapa tahun yang lalu,desa buhu jaya kecamatan paguat di gemparkan oleh penemuan emas di pesisir partai masyarakat sekitar.

Temuan ini jadi ramai di perbincangkan di media sosial. Tempat itu pun jadi ramai di kunjungi oleh warganet guna memastikan kebenaran informasi yang menyebar luas di media sosial.

Terbaru, beberapa orang entah nelayan yang mencoba peruntungan atau penambang yang patah arah di wilayah gunung terlihat mendulang di pesisir pantai.

Lagi – lagi menjaga lingkungan, masyarakat yang menambang di pesisir kembali di hentikan.

Penambang Dan Dampak Ekonomi

Rilis jumlah penambang di bumi panua di perkirakan ribuan orang. Namun jumlahnya sulit di pastikan sebab terkendala oleh pendataan. Dimana mereka yang datang menambang terlihat di kartu identitasnya terbanyak adalah petani dan sebagian wiraswasta.

Keberadaan penambang sebagai motor penggerak ekonomi masyarakat di Pohuwato bisa di lihat dari aktivitas transaksi jual beli di pasar Marisa.

Hal itu diakui oleh para pedagang rempah – rempah hingga para penjual ikan. Penghasilan mereka bisa melebihi hari – hari biasa ketika aktivitas pertambangan kembali normal dan kondisi terbalik jika pertambangan lokal tidak beraktivitas.

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts