Penulis: Moh. Fikri Papempang
OPINI – Refleksi Hari Pramuka dan Moral Generasi MudaSetiap tanggal 14 Agustus, bangsa Indonesia memperingati Hari Pramuka, momen bersejarah yang menandai lahirnya Gerakan Pramuka sebagai wadah pembinaan generasi muda.
Lebih dari sekadar perayaan, Hari Pramuka adalah refleksi penting tentang bagaimana bangsa ini menanamkan nilai-nilai luhur kepada anak-anak mudanya — nilai yang menjadi fondasi moral dan karakter bangsa.
Gerakan Pramuka tidak hanya mengajarkan keterampilan bertahan hidup di alam terbuka, baris-berbaris, atau teknik kepramukaan lainnya. Lebih dari itu, Pramuka adalah sarana pendidikan karakter nonformal yang membentuk sikap disiplin, tanggung jawab, gotong royong, kepemimpinan, dan cinta tanah air.
Prinsip Dasa Dharma dan Tri Satya yang menjadi pedoman anggota Pramuka, sejatinya adalah manifestasi dari nilai-nilai moral yang sangat relevan dalam membangun generasi muda yang berintegritas.
Namun, di tengah arus globalisasi, digitalisasi, dan perubahan sosial yang cepat, tantangan pembentukan karakter generasi muda menjadi semakin kompleks. Banyak anak muda kini terpapar informasi tanpa batas, budaya instan, dan gaya hidup yang sering kali mengesampingkan nilai moral. Dalam situasi ini, peran Pramuka dan lembaga pembinaan karakter lainnya menjadi semakin penting dan mendesak.
Refleksi Hari Pramuka bukan hanya tentang mengenang sejarah, tetapi juga tentang menghidupkan kembali semangat pembinaan generasi muda. Apakah nilai-nilai Pramuka masih relevan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari para anggotanya? Apakah para pembina dan pemangku kebijakan pendidikan masih serius menjadikan karakter sebagai tujuan utama, bukan sekadar pelengkap kurikulum?
Sudah saatnya semua pihak — sekolah, keluarga, pemerintah, dan masyarakat — bahu membahu memperkuat ekosistem pembinaan karakter. Pramuka bisa menjadi jembatan emas dalam mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga tangguh secara moral dan spiritual. Anak muda yang tidak hanya piawai dalam teknologi, tetapi juga mampu menjaga etika dan tanggung jawab sosialnya.
Hari Pramuka seharusnya menjadi panggilan moral bagi kita semua: bahwa masa depan bangsa sangat bergantung pada karakter generasi mudanya. Dan karakter itu tidak terbentuk secara instan, tetapi melalui proses panjang pembinaan, teladan, dan konsistensi.
Seperti api unggun yang menyala karena kayu yang disusun rapi dan dijaga apinya, begitu pula karakter bangsa, menyala karena generasi mudanya dibina dengan nilai-nilai luhur yang tak lekang oleh waktu.