NasionalOpini

Ketika Logika Politik Menginjak Sejarah: Tafsir Ngawur atas HMI

Oleh: Andi Muh. Maulana Asmar (Kader HMI Cabang Pohuwato)

OPINI – Ada ungkapan lama dalam tradisi filsafat: “Orang yang tak mengenal sejarahnya, akan tersesat dalam ilusi kekuasaan.” Dan mungkin di situlah letak persoalan kita hari ini ketika seorang politisi senior semacam Cak Imin dengan enteng menyatakan bahwa HMI tidak tumbuh dari bawah. Sebuah pernyataan yang tidak hanya miskin data, tapi juga mempermalukan logika sejarah dan akal sehat kolektif bangsa ini.

Mari kita buka lembar pertama sejarah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Ia lahir pada 5 Februari 1947, di tengah guncangan revolusi, saat republik muda ini belum selesai bertempur dengan peluru kolonial.

Lahir dari rahim keresahan anak-anak muda kampus, bukan dari ruang rapat istana, bukan dari lobi hotel bintang lima. Lafran Pane dan 14 mahasiswa lainnya di Yogyakarta menggagas HMI bukan untuk mengejar kekuasaan, tapi untuk menjaga marwah keislaman dan kebangsaan di tengah badai ideologi kiri dan arus dekolonialisasi yang gamang.

Apa itu bukan dari bawah? Atau mungkin menurut Cak Imin, “bawah” baru sah disebut “akar rumput” kalau sudah diundang makan malam oleh partai?

Secara filosofis, HMI berangkat dari konsep insan cita: manusia yang berilmu, beriman, dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridai Allah. Bukan insan yang hanya mengejar logistik elektoral atau berburu jabatan dengan kalkulasi transaksional.

HMI dibangun dari bawah bukan sekadar secara struktur sosial, tapi secara epistemik. Ia bukan produk elitisme, tapi hasil kristalisasi keresahan dan harapan anak bangsa terhadap masa depan Islam dan Indonesia.

Cak Imin boleh saja lihai dalam mengolah narasi politik. Tapi sejarah tidak bisa ditipu seperti pemilih menjelang pemilu. Bahwa ada kader HMI yang kemudian naik ke tampuk kekuasaan, itu soal lain. Tapi menyimpulkan bahwa HMI tidak tumbuh dari bawah, hanya karena hari ini ia punya alumni di level atas, adalah seperti mengatakan pohon beringin tidak pernah punya akar hanya karena kita tak melihatnya dari helikopter.

Jadi, jika ada yang mengatakan HMI tidak lahir dari bawah, mungkin ia memang tidak cukup lama berada di bawah. Terlalu cepat naik lift kekuasaan. Terlalu sering berdiskusi soal posisi, tapi lupa membaca posisi sejarah.

Dan seperti kata filsuf Yunani, “Kesombongan muncul ketika manusia merasa tahu segalanya, padahal ia tak tahu dari mana segalanya bermula.”

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts